HALUANPADANG - Ibu menyusui boleh tidak menjalani ibadah puasa terutama jika bayinya masih minum air susu ibu atau ASI eksklusif.
Tapi jika ibu menyusui ingin berpuasa, ada beberapa kiat yang perlu diketahui agar ASI lancar baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dokter spesialis anak Melisa Lilisari yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, dari segi kuantitas, menurut penelitian yang dilakukan, suplai ASI itu tidak berkurang pada ibu menyusui selama pengosongan payudara tetap berlangsung.
Baca Juga: Jual Perhiasan dari ASI, Ibu Tiga Anak Kaya Raya Pendapatannya Capai Rp28 Miliar
Hal itu juga sebenarnya berlaku pada saat ibu tidak berpuasa. Beberapa penelitian juga menunjukkan, bahkan dalam kondisi dehidrasi sedang pun sebenarnya suplai ASI tetap berlangsung.
"Jadi ini hukum umum yang dianut seperti saat tidak berpuasa tetap berlaku juga pada masa puasa," kata dia dalam sebuah konferensi pers daring terkait puasa Ramadan, Kamis, 31 Maret 2022.
Mengenai kualitas ASI, Melisa menyoroti dua hal salah satunya mikronutrien yang berkurang saat berpuasa seperti seng, magnesium ataupun kalium. Namun, hal ini sifatnya hanya sementara dan akan langsung tergantikan saat ibu sudah mulai makan kembali yakni saat berbuka puasa.
"Ini tidak mengganggu kualitas ASI. Bayi tetap mendapatkan mikronutrien ini untuk pertumbuhannya," tutur dia.
Sementara dari segi makronutrien seperti laktosa, protein dan lemak, menurut penelitian tidak terpengaruh bila ibu menyusui berpuasa. Bahkan, prolaktin yaitu hormon--yang sangat berperan pada produksi ASI juga berfungsi dalam memproduksi lemak ASI--akan melepaskan asam lemak dari jaringan lemak sehingga komposisi lemak ASI tidak berpengaruh meskipun ibu berpuasa.
Melisa mengingatkan, ada sejumlah hal-hal yang harus diperhatikan bila menyusui ingin berpuasa, salah satunya status nutrisi ibu. Diharapkan ibu menyusui yang akan berpuasa memiliki status nutrisi baik.