HALUAN PADANG - Pada Era digital seperti saat sekarang ini, pornografi masih menjadi salah satu hiburan yang dikonsumsi oleh banyak orang melalui akses internet yang harganya semakin terjangkau.
Kemajuan teknologi komunikasi membuat pornografi dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Diantaranya dengan berbentuk gambar, foto, tulisan, suara dan gambar bergerak (gif), animasi dan termasuk pertunjukkan di muka umum yang memuat eksploitasi seksual dan melanggar norma kesusilaan.
Sebenarnya, adiksi atau kecanduan pornografi saat ini masih belum dapat disembuhkan secara farmakologi dan hanya dapat dilakukan dengan terapi CBT (Congnitive Behavioural Therapy).
Baca Juga: Rajin Ibadah Tapi Masih Menonton Film Porno, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Akibatnya, Ngeri!
Salah satu penelitian di Jerman menunjukkan bahwa menonton film porno secara teratur dapat membuat volume otak pada daerah striatum mengalami penyusutan. Striatum merupakan daerah di otak yang berkaitan dengan motivasi.
Ketika terlalu sering ditonton maka sensitifitas otak terhadap rangsangan seksual akan menurun. Pada akhirnya, otak membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual.
Seperti yang diketahui, Dopamin adalah salah satu senyawa neurotransmitter (pembawa sinyal di otak) yang mana memainkan peran penting dalam kontrol motorik, motivasi, gairah, kekuatan, penghargaan, serta fungsi yang lebih sederhana termasuk laktasi dan rasa mual.
Baca Juga: Inilah Bahaya Film Porno Pada Anak, Orang Tua Harus Berhati-Hati
Peningkatan dopamin akan membuat suasana hati bahagia. Namun apabila video tersebut terlalu sering ditonton maka sensitifitas otak terhadap rangsangan seksual akan menurun.