HALUAN PADANG - Kelompok mahasiswa Jurusan Psikologi, UPI YPTK Padang, dibawah bimbingan Irfani Candra S. Psi, MM melakukan riset sosial tentang perilaku agresif pada anak laki-laki di panti asuhan, dalam rangka kegiatan project based learning.
Kali ini, riset dilakukan di Yayasan Panti Asuhan Yatim PGAI, Jalan Dr H Abdullah Ahmad, 4, Sawahan Dalam, Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Senin, 19 Desember 2022.
Sebagai informasi, panti asuhan PGAI sendiri didirikan pada tahun 1920 ini oleh persatuan guru-guru agama islam. Pendirinya yaitu Dr. H. Abdullah Ahmad. Namun sekarang pemilik Yayasan ini adalah Drs. H. Deni Agusta dan H. Johardi Dt. Bdr Putih, S.Ag MA Kum sebagai ketua panti asuhan.
Dalam risetnya, perilaku agresif yang dinilai, akan dikelompokkan menjadi beberapa bentuk, diantaranya: menyerang fisik (yaitu dengan cara menendang, mendorong, memukul, meninju, meludahi, menggigit, dan merampas), perilaku agresif menyerang suatu objek (yaitu merusak, melukai atau menyakiti benda mati atau binatang), Kemudian perilaku agresif dengan verbal atau kata-kata (yaitu menyinggung, mengancam, menghina, menyakiti perasaan secara verbal).
Perilaku agresif merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk melukai atau mencelakai individu lain yang di dapat melalui proses pembelajaran, pengamatan, dan pengalaman sehingga ditirukan untuk memenuhi keinginannya tersebut dalam mencelakai individu lain.
Fenomena agresif atau perilaku menyimpang pada pelajar dan remaja dewasa ini sudah sulit dikategorikan sebagai kenakalan, tetapi sudah menjurus ke perilaku kejahatan. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada tahap ini akan terjadi yang namanya masa pubertas serta maraknya kenakalan remaja, seperti contohnya perilaku agresif.
Perilaku agresif muncul saat seseorang merasakan adanya ancaman, marah, gusar, frustasi, tidak nyaman, ingin memperoleh sesuatu yang diinginkan namun tidak mengerti bagaimana jalan yang tepat untuk mendapatkannya atau ingin melindungi diri dari berbagai kesulitan tertentu yang dilakukan dengan perasaan marah atau emosi dan dilakukan dengan tujuan untuk melukai, menyakiti, mengintimidasi atau mendominasi orang lain.
Bendahara panti asuhan yatim PGAI, Nurtini mengatakan, saat ini jumlah anak asuh yang ada di panti asuhan yatim PGAI didominasi sekitar 93% oleh anak laki-laki dengan rentang pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas, yaitu berjumlah 26 orang, sedangkan anak asuh perempuan hanya berjumlah 2 orang, namun 2 orang anak asuh perempuan tersebut masih tinggal dengan orangtuanya tetapi biaya hidupnya ditanggung oleh panti asuhan. Selama 3 bulan ia menjadi Bendahara di panti asuhan yatim PGAI ini, belum ada penambahan jumlah anak asuh.
"Tingkat agresif anak laki-laki di panti asuhan ini dapat dikatakan stabil, tidak ada anak asuh yang memiliki sifat agresif yang terlalu tinggi atau berlebihan, sehingga masih bisa dikontrol oleh pengurus panti asuhan, tetapi dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK ini tentunya akan lebih menumbuhkan kesadaran anak asuh agar menjauhi sifat agresif yang berdampak buruk bagi masa depan mereka," kata Nurtini.
"Salah satu bukti bahwa sifat agresif yang dimiliki oleh anak asuh dapat dikatakan stabil atau dialihkan kepada kegiatan positif yaitu mereka sering mendapatkan penghargaan dalam olahraga sepak bola, seperti yang diadakan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Barat baru-baru ini, mereka meraih 4 medali emas, 3 medali perak dan 2 medali perunggu," tambahnya.
"Dengan memanfaatkan kepedulian dan antusias masyarakat terhadap panti asuhan serta dampak sosial panti asuhan ke masyarakat yang baik dan memperoleh tanggapan positif, kami berharap bagi ke depan jumlah anak asuh terus bertambah dan juga semoga anak-anak asuh mendapatkan pendidikan dan kasih sayang seperti yang ana-anak lain dapatkan di rumah, sehingga mereka tidak merasa kekurangan lagi," ujar Nurtini.
Sementara, salah satu anggota kelompok mahasiswa S. Wilada Putri mengatakan, saat melakukan sosialisasi, anak asuh di panti asuhan yatim PGAI ini banyak yang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan terkait pembahasan tentang sifat agresif tersebut, baik mengenai apa itu sifat agresif, faktor penyebabnya serta cara menanggulanginya.
"Kami juga memberikan sedikit reward atau hadiah kepada mereka yang berani menjawab pertanyaan tersebut," katanya.
"Seperti yang sudah dijelaskan Nurtini bahwa sifat agresif yang dimiliki anak asuhnya masih dapat dikontrol melalui kegiatan positif. Meskipun begitu, tidak mengurangi niat dan tujuan kami untuk melakukan sosialisasi ini, dengan pembahasan yang sudah kami berikan kami berharap anak asuh panti asuhan dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi prestasi-prestasi yang sudah diraih," imbuhnya.
Selain kegiatan sosialisasi, sebagai bentuk kepedulian atau rasa simpati, Wilada Putri dan kawan-kawan juga menyerahkan sembako yang diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan di panti asuhan yatim PGAI. (*)