HALUAN PADANG - Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Balitbang BKKBN RI, Prof. M. Rizal Martua Manik mengatakan persiapan SDM berkualitas sejak kini sangat penting dalam menyongsong bonus demografi 2045 mendatang.
Saat memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa Pascasarjana S2 dan S3 di Universitas Negeri Padang (UNP), Selasa (32/11) Prof. Rizal juga menyorot persoalan gagal tumbuh pada anak (stunting) yang masih menjadi tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas.
Menurutnya dari 17 poin SDGs (pembangunan berkelanjutan), ada beberapa poin SDGs yang menjadi prioritas Presiden Joko Widodo.
"Beberapa prioritas SDGs Presiden Jokowi diantaranya menghilangkan kelaparan, menurunkan resiko kekurangan gizi, mengurangi angka kematian ibu dan menurunkan angka kematian neonatal," ucapnya.
Ia menambahkan SDM berkualitas diperlukan untuk menghadapi bonus demografi tahun 2045 mendatang.
"Tantangan generasi saat ini menghadapi bonus demografi. Sukses pendidikannya, pekerjaan dan membentuk keluarga sehingga menjadi sejahtera tanpa stunting," tuturnya.
Prof. Rizal mengajak mahasiswa Pascasarjana UNP untuk ikut mencegah lahirnya stunting baru.
Lebih lanjut Rizal menyampaikan, ada beberapa program yang akan dilakukan untuk mencegah stunting. Antara lain, program perencanaan kehamilan untuk menjaga jarak kehamilan yang juga menentukan kualitas anak, dan program perencanaan pra nikah.
"Perencanaan keluarga sangat berperan penting untuk mengurangi angka stunting, termasuk perencanaan keluarga baru atau perencanaan calon pengantin," ujarnya.
Mengenai perencanaan pra nikah, Rizal mengatakan, akan ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, dari hulu memberi konseling pra nikah mencegah terjadinya stunting memberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi.
“Para calon Doktor dan Magister mari galakkan dan sosialisasikan Pre Konsepsi kepada Calon Pengantin (CATIN), No More Stunting Baby, jangan menikah dibawah 21 tahun dan melahirkan di atas 35 tahun. Yang kedua Ibu Hamil, harus makan makanan yang bergizi, beragam dan seimbang Jika ibu sudah melahirkan harus mempraktekkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif selama enam bulan," kata Prof. Rizal.
Ia menyebut dalam percepatan penurunan stunting BKKBN tidak bisa bergerak sendiri. Termasuk dukungan dari Perguruan Tinggi sangat diperlukan.
"Pemahaman ini harus didudukkan. Oleh karena itu, kontribusi Perguruan Tinggi apalagi UNP sangat besar terhadap pendidikan tentang apa dan bagaimana mencegah stunting," ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Sekolah Pascasarjana UNP, Yenni Rozimela mengatakan kuliah umum ini bertujuan meningkatkan dan memperluas pengetahuan mahasiswa Pascasarjana UNP.