Bahas Penanganan Stunting, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo Hadiri Acara Gebyar Kader Se-Kabupaten Sijunjung

- Senin, 30 Mei 2022 | 18:35 WIB
Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat menghadiri acara Gebyar Kader se-Kabupaten Sijunjung, Senin, 30 Mei 2022 (Foto/Tio Furqan)
Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat menghadiri acara Gebyar Kader se-Kabupaten Sijunjung, Senin, 30 Mei 2022 (Foto/Tio Furqan)

HALUAN PADANG - Kepala BKKBN pusat, Hasto Wardoyo menghadiri acara Gebyar Kader se-Kabupaten Sijunjung yang digelar pada Senin, 30 Mei 2022 di Gedung Pancasila, Muaro Sijunjung.

Acara tersebut secara khusus membahas tentang peningkatan pengetahuan Kader dalam pencegahan, percepatan dan penurunan stunting pada tingkat Kabupaten Sijunjung, sekaligus roadshow Mobil Penerangan (MUPEN) se-Sumaetra Barat dan launching Dapur Sehat Atasi Stunting.

Dalam kunjungannya, Hasto Wardoyo turut didampingi oleh Deputi Adpin BKKBN Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat Fatmawati dan lainnya.

Selain itu, juga hadir Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir serta Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah.

"Seperti yang kita tahu bahwa Presiden Jokowi telah menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana program percepatan stunting di Indonesia, untuk itu saya apresiasi Sumatera Barat khususnya Kabupaten Sijunjung dengan telah dibentuk dan dikukuhkannya Tim Percepatan Penurunan Stunting sampai tingkat desa, kelurahan, nagari," ucap Hasto Wardoyo pada sambutannya.

Ia menyebut, dari hasil SSGI 2021, prevalensi stunting Indonesia diangka 24,4, untuk Sumatera Barat sendiri berada diangka 23,3 yang berarti dibawah angka nasional, sementara prevalensi stunting Kabupaten Sijunjung cukup tinggi dari nasional yaitu 30,1.

Namun dikatakannya, bukan hal yang mustahil Kabupaten Sijunjung bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai dengan target Presiden.

Terlihat dari komitmen Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sijunjung sampai dengan aktor utama atau ujung tombak yaitu tim pendamping keluarga perannya sangat menentukan.

"Kolaborasi Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB yang siap mendampingi keluarga beresiko stunting dan calon pengantin keluarga, saya yakin bisa," tambahnya.

Diperkuat lagi Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi dengan ketahanan pangan yang sangat baik, peran ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kandung serta orang rantau tentunya bisa membantu menyiapkan generasi sehat dan cerdas di Sumatera Barat.

"Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi, intervensi paling menentukan adalah pada masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Jika masa ini diabaikan tentunya akan banyak dampak yang akan dirasakan oleh keluarga-keluarga memiliki anak stunting," ujarnya.

Ia menambahkan, intervensi stunting harus dimulai dari hulu, yaitu kepada remaja dan calon pengantin, memastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Kemudian calon pengantin pastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat, mendapatkan bimbingan perkawinan serta KIE dari petugas di lapangan atau pendamping keluarga.

"Untuk lingkar lengan minimal 23,5 dan kadar Hb minimal 12 harus dicapai catin perempuan. Umur yang ideal menikah 21 tahun perempuan dan 25 laki-laki, indeks masa tubuh yang ideal serta tidak merokok dan tidak terpapar rokok salah satu indikator yang harus dipenuhi catin agar tidak melahirkan anak-anak stunting, " tuturnya.

Selanjutnya pemantauan kepada Ibu hamil sampai punya anak baduta dapat dilakukan agar masa emas 1000 HPK berjalan optimal baik disisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan.

Halaman:

Editor: Tio Furqan

Tags

Terkini

X