24 Hektare Lahan Bekas Tambang Batu Bara Sawahlunto Disulap Jadi Kawasan Konservasi

- Selasa, 17 Mei 2022 | 15:58 WIB
 (Ist)
(Ist)

HALUAN PADANG - Lahan bekas galian tambang batu bara di kota Sawahlunto, seluas 24 hektare akan disulap menjadi kawasan Konservasi Lingkungan di luar kawasan hutan yang memiliki fungsi konservasi in-situ dan ek-situ. Kawasan ini, kemudian disebut dengan Taman Kehati

Kawasan konservasi lingkungan dengan memanfaatkan lahan tidur bekas galian tambang baru bara peninggalan Kolonial Belanda ini, terwujud berkat kerjasama antara Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan Pemerintah kota Sawahlunto.

Taman Kehati yang dibangun di Kota sawahlunto ini akan menjadi ikon pertama Kawasan konservasi buatan di Indonesia yang memanfaatkan lahan bekas galian tambang batu bara.

Pada tahun 2019, Yayasan Kehati bersama dengan Pemerintah Kota Sawahlunto, sepakat untuk membentuk taman Kehati. Sepanjang tahun 2020, kegiatan studi dan focus group discussion dengan kelompok masyarakat dan dinas lingkungan hidup, dilaksanakan dan menghasilkan sebuah Master Plan taman Kehati Sawahlunto.

Namun, karena terkendala pandemi Covid-19, proses yang dilakukan mengalami perlambatan dan dokumen DED (detailed engineering design) baru rampung di tahun 2021.

Dipilihnya Kota Sawahlunto, telah melalui berbagai pertimbangan, antara lain Kota Sawahlunto merupakan kota industri tambang batubara sejak tahun 1892 dan ditetapkan sebagai World Heritage City oleh UNESCO pada tahun 2019.

Kehati memandang bahwa area bekas tambang merupakan potensi untuk masa depan bila dapat dijadikan kawasan konservasi. Sebagai kota bekas tambang, Kota Sawahlunto mempunyai area reklamasi yang cukup luas dan Pemerintah Kota Sawahlunto mempunyai visi ingin mewujudkan kota bekas tambang menjadi kota wisata, budaya dan lingkungan hidup.

Pemerintah Kota Sawahlunto telah menyetujui penggunaan lahan seluas 24,28 hektar dimana untuk tahap awal Kehati akan membangun seluas kurang lebih 5 ha.

Pencanangan taman Kehati di Sawahlunto, direncanakan akan diselenggarakan pada 8 Juni 2022 dan dikaitkan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup (5 Juni) serta ulang tahun Emil Salim.

Sebagai pendiri Kehati, Emil Salim berpesan bahwa rakyat yang menderita akibat pola pembangunan resource exploitative di masa lalu, saat ini melalui upaya pelestarian keanekaragaman hayati, menjadi resource enrichment.

“Alam Sawahlunto kita pulihkan, pikiran manusia juga kita pulihkan. Ini adalah jawaban atas terkurasnya sumber daya alam Sawahlunto,”kata Emil Salim, Selasa 17 Mei 2022

Pembangunan taman Kehati ini, diharapkan dapat mendorong berkembangnya model pembangunan di kawasan bekas tambang yang berwawasan lingkungan dan menjadi sarana bermanfaat bagi masyarakat.

Dijelaskannya, salah satu komitmen Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati adalah melalui konservasi in-situ dan ex-situ, salah satunya dengan pembangunan taman keanekaragaman hayati (taman kehati).

Taman Kehati, diketahui merupakan kawasan pencadangan sumber daya hayati lokal di luar kawasan hutan.

Taman Kehati bertujuan mempertahankan tanaman lokal dari kepunahan, mendorong kembalinya habitat hewan-hewan, serta memiliki nilai ekonomis untuk pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan hasil tanaman seperti untuk obat-obatan, sumber pangan, dan sebagainya.

Halaman:

Editor: Tio Furqan

Tags

Terkini

Terpopuler

X