HALUAN PADANGN- Menjadi warga binaan di Lembaga Permasyaraktan Kelas II A Bukittinggi tidak menyurutkan niat Al Huda untuk mendalami ilmu agama hingga dipercaya imami Salat Idul Fitri 1443 Hijriah.
Warga binaan atas kasus asusila tersebut mengaku perjalanan spiritualnya berawal dari permintaan rekan-rekan satu lembaga untuk mengimami salat berjamaah di Lembaga Permasyarakatan.
"Awalnya waktu masih jadi warga binaan di Lapas Talu, disitu teman-teman minta untuk diimami Salat Jumat dan sebelumnya saya jarang sekali jadi imam waktu masih bebas," ujarnya kepada Haluan Padang, Senin 2 Mei 2022.
Baca Juga: Sehari Menjelang Idul Fitri, Pedagang Pakaian di Bukittinggi Masih Minim Pembeli
Ia mengaku sejak saat itu dirinya bertekad untuk memperdalam ilmu agama hingga saat ini dirinya telah dipindahkan ke Lapas Kelas II A Bukittnggi dan kini dipercaya menjadi imam salat berjamaah oleh rekan-rekannya serta petugas lapas.
"Tadi saat mau salat, Khatib meminta saya untuk mengimami jamaah karena sebelumnya beliau pernah melihat saya memimpin Salat Tarawih saat beliau mengisi tausiah disini dan Alhamdulillah, salat tadi berjalan dengan khidmat," katanya.
Al Huda berharap proses pendekatan dirinya ke Agama Islam dapat memberi manfaat bagi masyarakat di luar lapas saat dirinya kembali bebas.
Baca Juga: Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum HIPMI Bukittinggi, Ilham Randy Martha Mengaku Siap Berkolaborasi
"Ini semua yang jelas untuk diri pribadi saya dan keluarga dulu, dimana harapannya, saat saya kembali pulang maka masyarakat bisa menerima saya kembali," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Bukittinggi, Marten, Bc.IP, SH menjelaskan Lapas Bukittinggi memfasilitasi warga binaan untuk mendalami ilmu agama.
"Selama disini warga binaan diberi fasilitas keagamaan seperti kajian-kajian dari da'i-da'i yang kita datangkan dari luar. Kita berusaha membimbing warga binaan akar dapat menjadi lebih baik saat bebas nanti," kata Kalapas Bukittinggi.
Baca Juga: Maksimalkan Pengelolaan Arsip Dinamis, Pemko Bukittinggi dan ANRI Launching Aplikasi Srikandi
Menurutnya, Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah ini dirayakan oleh 99 persen dari total 638 orang warga binaan yang berada di Lapas Kelas II A Bukittinggi.
"Selain merayakan hari raya bersama, ratusan warga binaan juga mendapat remisi pada Idul Fitri 1443 Hijriah ini dan tiga orang warga binaan dapat menghirup udara bebas karena telah menghabiskan masa tahanan di Lapas Kelas II A Bukittinggi," katanya.