HALUAN PADANG - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan repons terkait laporan dari ilmuwan China soal penemuan virus corona NeoCov yang diklaim memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi dari virus yang ada sebelumnya.
Ilmuwan China di Wuhan mengatakan, virus NeoCov bisa menjadi ancaman sangat besar bagi manusia di masa yang akan datang.
NeoCov bukanlah varian baru dari Covid-19 atau SARS-CoV-2, melainkan jenis baru virus Corona yang ditularkan melalui hewan. Nama lain dari NeoCoV adalah Neoromicia Capensis.
Baca Juga: Waspada! Muncul Varian Baru Covid-19 NeoCoV dengan Tingkat Kematian Tinggi
WHO kemudian mengatakan, pihaknya sudah mengetahui perkembangan dari varian NeoCov tersebut, namun mereka menekankan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah menimbulkan resiko bagi manusia.
"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," demikian pernyataan WHO, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Minggu, 30 Januari 2022.
Lebih lanjut, WHO menyebutkan bahwa 75 persen sumber penyakit manusia berasal dari hewan-hewan liar.
"Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami dari banyak virus ini," ungkap WHO.
WHO juga menyampaikan terimakasih kepada para peneliti China karena telah berbagi hasil penelitian mereka.
Berdasarkan hasil penelitian mereka, NeoCov dapat menembus sel manusia dengan cara yang sama seperti virus covid-19.
"NeoCov hanya satu mutasi lagi dari menjadi berbahaya bagi manusia," kata para peneliti China dalam studinya yang belum ditinjau. (*)
Artikel Terkait
Waspada! Muncul Varian Baru Covid-19 NeoCoV dengan Tingkat Kematian Tinggi