Haluan Padang – Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) Sumatera Barat, Rabu (12/1) memulai penyuntikkan massal vaksinasi dosis ketiga atau lebih dikenal dengan Booster, di Desa Sikalang Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
Terpantau Asisten I Pemko Sawahlunto, Kepala Desa Sikalang dan ketua pengurus Masjid Jamik desa Sikalang menjadi penerima perdana suntik vaksin booster. Kota Sawahlunto dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, menjadi dua wilayah yang memenuhi syarat untuk penyuntikan Booster perdana di Sumatera Barat.
Kepala BINDA Sumatera Barat Hendra menyebutkan, dari hasil identifikasi pemerintah, terdapat ada sekitar 21 juta sasaran untuk bulan Januari yang sudah masuk ke dalam kategori penerima vaksin booster.
Sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan RI kata Hendra, booster atau suntikan ketiga vaksinasi ini, akan diberikan kepada Kabupaten dan Kota yang capaian vaksinasinya sudah memenuhi kriteria 70 persen untuk dosis pertama dan 60 persen dosis kedua.
“Ada 244 Kabupaten dan kota yang sudah memenuhi kriteria penerima dosis ketiga vaksinasi ini. Nah, di Sumatera Barat berdasarkan arahan Kemenkes RI baru Kota Sawahlunto dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diprioritaskan. Untuk launching hari ini, kita pilih di Kota Sawahlunto,” kata Hendra.
Sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo kata Hendra, vaksinasi dosis ketiga ini akan diprioritaskan untuk Lansia dan Kelompok rentan. Upaya penyuntikan dosis ketiga ini, penting dilaksanakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat, terutama mengingat Covid-19 saat ini terus bermutasi.
“Presiden sudah menegaskan vaksinasi dosis ketiga ini, diberikan secara gratis. Bagi Presiden, keselamatan rakyat lebih utama. Selain kriteria di atas, syarat penerima dosis ketiga ini, calon penerima sudah menerima vaksin kedua lebih dari Enam Bulan sebelumnya,” ujar Hendra.
Hendra menambahkan, Badan POM per 10 Januari 2022, sudah menyetujui lima jenis vaksin Covid-19 sebagai Booster yakni CoronaVac/Vaksin Covid-19 Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan vaksin Zifivax.
Masing-masing dikategorikan sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya. Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap diawal sama dengan jenis vaksin booster, sedangkan heterolog maksudnya jenis vaksin primer dan booster yang digunakan berbeda.
Vaksin booster sekarang ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap. Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM.
“Mengingat vaksinasi ini penting, BINDA Sumbar mengajak kembali seluruh masyarakat yang sudah memenuhi kriteria Booster untuk segera disuntik. Pun bagi yang sama sekali belum divaksin, diimbau untuk segera mendatangi gerai vaksinasi yang ada,” tutup Hendra. (*)
Artikel Terkait
Malam Pergantian Tahun, RSUD Bukittinggi Sediakan Vaksinasi Gratis di Taman Jam Gadang
Malam Tahun Baru, Polres Bukittinggi Adakan Vaksinasi di Pelataran Jam Gadang
Capaian Vaksinasi 12 Daerah di Sumbar Sudah Lebih dari 70 Persen, Ini Daftarnya
Kabar Gembira! Vaksinasi di Padang Lebihi Target, Aktifitas Masyarakat Bisa Kembali Normal
Sumbar Kemarin: Serangan Geng Motor di Ulakan hingga Padang Lebihi Target Vaksinasi
Vaksinasi Lampaui Target, Belajar Tatap Muka di Padang Bakal Digelar Penuh
Lagi! Presiden Soroti Capaian Vaksinasi Sumbar yang Belum 70 Persen
LaNyalla: Dugaan Vaksinasi Booster Ilegal di Surabaya Harus Diusut Tuntas
Vaksinasi Booster di Sumbar Masih Menunggu Instruksi Kemenkes
Program Vaksinasi Booster akan Digelar Besok, Ini Daftar Vaksinnya!