Waspada, PVMBG Deteksi Peningkatan Aktivitas Aktivitas Gunung Dempo

- Sabtu, 8 Januari 2022 | 18:12 WIB
Gunung Dempo yang terletak di Kota Pagar Alam mengalami peningkatan Aktivitas dan dinaikkan menjadi level Waspada oleh PVMBG sejak Jumat (7/1/2022). (Ist)
Gunung Dempo yang terletak di Kota Pagar Alam mengalami peningkatan Aktivitas dan dinaikkan menjadi level Waspada oleh PVMBG sejak Jumat (7/1/2022). (Ist)

HALUAN PADANG - Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menaikkan level tingkat aktivitas Gunung Dempo di Sumatera Selatan dari sebelumnya level I (normal) menjadi level II (waspada), sejak Jumat (7/1) pukul 10.00 WIB.

"Hasil pemantauan visual dan kegempaan menunjukkan adanya kenaikan aktivitas," ujar Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, Jumat (7/1).

Menurutnya, berdasarkan pengamatan selama 1 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, Gunung Dempo mulanya terlihat jelas, lalu tertutup kabut.Oleh karena itu, hembusan gas atau asap dari arah kawah atau puncak tidak teramati meski cuaca cerah.

Kemudian, pada 3 Januari 2022 embusan gas dari arah kawah berwarna putih tebal terpantau memiliki tinggi sekitar 150 meter dari atas puncak. Embusan tidak berlangsung terus menerus dan pada 4-6 Januari 2022 tidak teramati.

Sementara itu, rekaman kegempaan pada periode 1 Desember 2021 hingga 6 Januari 2022 menunjukkan adanya gempa hembusan, low frequency, vulkanik dalam, tektonik lokal, tektonik jauh dan tremor menerus.

Tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada 4 hingga 6 Januari 2022.

"Kemunculan getaran tremor menunjukkan indikasi adanya kenaikan fluida (gas, cairan, batuan padat) ke kedalaman lebih dangkal," ujar Budi.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1 km dari kawah atau puncak, serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor utara.

"Badan Geologi akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, pemda, dan instansi terkait lainnya," kata Eko.

Terpisah, Kepala PVMBG Andiani mengatakan potensi bahaya saat ini adalah erupsi freatik yang menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak.

"Erupsi freatik bisa terjadi tiba-tiba tanpa didahului gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah," ucap Andiani, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (8/1).

Sebagai informasi, erupsi terakhir gunung berketinggian 3.049 m tersebut terjadi pada tanggal 1 Januari 2009 pukul 10.45 WIB.

Editor: Hajravif Angga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X