HALUAN PADANG- Berbekal ketekunan dan kreatifitas, limbah kayu dapat diolah menjadi aneka kerajinan dan furniture bernilai jual tinggi. Zulfikar (32), pemuda asal Paninjauan Tanah Datar ini bisa membuat aneka ragam karya seni tersebut hany bermodal keuletan dan kegigihan.
Sekarang, ia sudah membuka usaha kreatifnya di Jorong Hilia Balai Nagari Paninjauan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Beragam aneka meja, rak buku, jam dinding, kotak tisu, kaligrafi, cover buku, lukisan, plakat, logo perusahaan, hiasan dinding, bahkan aksesoris seperti tas dan kacamata dengan lensa yang unik diproduksi, murni secara manual dari tangan. Karena keuletannya ini pun, Zulfikar sudah bekerjasama dengan salah satu optic dalam memproduksi bingkat kacamata dari kayu.
“Di kampung saya banyak orang bergiat dalam bidang perabot yang memakai kayu besar dan di sana ada limbah-limbah mebel yang ukuran tipis dan semacamnya. Saya cuma minta satu awalnya dan saya coba bikin, dan respon teman-teman bilang unik, menarik, nilai jual lebih,”ungkapnya saat diwawancarai Haluanpadang.com pada Jumat 28 Januari 2022.

Dalam proses produksi kerajinan kayu tersebut, ia memakai kayu salah satunya jenis surian dan jati belanda, karena kualitas kayu dan pohon tersebut bagus untuk mebel dan furniture barang ukiran dan kerajinan tangan.
“Proses produksi sejauh ini masih makai alat-alat pertukangan, ada alat yang saya bikin sendiri. Untuk bahan saya pakai kayu lokal, surian dan jati belanda dengan kualitas lumayan bagus dan gampang didapat walaupun limbah.
Kata Zulfikar, dalam pengerjaan kerajinan tersebut yakni kayu diolah sesuai kebutuhan, kemudian dipotong dan diamplas, lalu proses finishing dapat dibuat sesuai pesanan pelanggan. Misal pelanggan memesan frame kayu lukis wajah, maka terlebih dahulu menggambar sketsa berupa foto custumer yang akan dipindahkan ke kayu, lalu masuk tahap editing, kemudian dicetak untuk proses pewarnaan.
“Saya juga makai triplek bekas dan cat untuk finishing, tergantung permintaan konsumen bahannya. Ukuran dan semacamnya bisa dicustom sesuai permintaan pelanggan juga,” imbuhnya.
Bengkel usaha kerajin kayu yang dinamai matokayoe tersebut, dirintis Zulfikar sejak Oktober 2018.

Produknya dipasarkan melalui media sosial dan e-comercer. Katanya, pemesanan datang dari dalam daerah dan luar daerah, sebagian untuk souvenir, furniture ruangan, kado ulang tahun dan wisuda, pajangan, wedding, bahkan plakat untuk acara dan merk toko.
“Awalnya saya buka usaha (red-matokayoe) karena ingin melanjutkan usaha yang dulu pernah dirintis sama kawan-kawan dan juga ingin menambah ruang baru di kampung untuk berkreatifitas,” tambah Zulfikar.
Harga produknya sendiri dibandrol bervariasi, tergantung ukuran, bahan kayu, dan tingkat kerumitan. Berkisar puluhan sampai ratusan ribu rupiah, sedangkan yang kaligrafi bisa jutaan rupiah.
Tidak hanya dari kayu, Zulfikar juga mengaplikasinya ukirannya dengan memakai bahan resin dan kaca untuk produknya. Pajangan kaca diukir dengan berbagai motif atau gambar, goresan dikaca dikerjakan secara manual dari bahan kaca limbah dan memakai alat yang sederhana.
Ia menjelaskan untuk pengerjaan model sederhana butuh waktu sekitar satu sampai 2 jam, kalo tingkat kesulitan cukup tinggi bisa diselesaikan dalam beberapa hari.
Menurutnya, untuk mengukir kaca harus dibutuhkan ketelitian dan minim kesalahan, sebab jika salah gores tidak bisa dihapus, dan akan berpengaruh pada hasil, dan juga gradasi harus diperhatikan agar lebih hidup. (*)
Artikel Terkait
Kuranji Jadi Kecamatan yang Punya Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif Terbanyak di Padang
Investasi UMKM Jatim Capai Rp430 Triliun, LaNyalla: Kabar Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
LaNyalla: Pemerintah Harus Bantu UMKM Berinovasi
Wasekjen Partai Perindo Optimistis UMKM Berkembang, Ini Deretan Ide Usaha 2022
Ruang Kreatif Fabriek Bloc di Padang Buka Pendaftaran untuk Menjadi Tenant, UMKM di Sumbar Bisa Ikut Serta
Brian Putra Bastara: Pemikiran Stafsus Menteri Investasi Angin Segar untuk Pelaku UMKM
Ambil Formulir Caketum HIPMI Padang, Afdal Amran Bakal Gebrak Ekonomi Kreatif