Haluan Padang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring pada Selasa (1/3/2022) menjelaskan sistem-sistem sesar/patahan yang bisa menjadi penyebab gempa-gempa di Sumatera.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan 3 sistem patahan yang bisa menjadi pemicu gempa tersebut.
Pertama, zona megathrust yang berpotensi mengakibatkan gempa dengan maksimum magnitudo 8,9, berpusat di sekitar 250 km dari tepi pantai sumatera barat. Pusatnya di laut dan berpotensi tsunami.
Kedua, patahan mentawai yang bisa memicu gempa laut. Gempa yang bisa dihasilkan tidak sekuat gempa megathrust, namun berpotensi tsunami.
Kemudian, sistem patahan Sumatera yang menurutnya jarang menjadi perhatian terkait kegempaan.
Baca Juga: BMKG di Pasaman Barat Temukan Patahan Baru ,Teridentifikasi Sebagai Pusat Gempa Pasaman Barat
“Relatif paling jarang dibahas, pusat gempa di darat yakni patahan sumatera,” terangnya.
Menurutnya, gempa dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di Pasaman Barat berasal dari sistem patahan tersebut.
“Kemarin yang menghasilkan gempa adalah sistem patahan sumatera. Disebut sistem karena terdiri atas beberapa segmen patahan,” imbuh Dwikorita.
Artikel Terkait
Gempa Larantuka, BMKG Perbarui Kekuatan Gempa dan Ancaman Tsunami di 4 Daerah
Awas! Ini Daftar Daerah yang Berpotensi Tsunami Berdasarkan Permodelan BMKG
Sejumlah Wilayah di Flores Berstatus Waspada, BMKG Himbau Masyarakat Menjauhi Sungai dan Laut
Bukittinggi Dilanda Hujan Deras, Inilah Imbauan BMKG yang Perlu Diperhatikan
BMKG: Gempa Bumi Pasaman Disebabkan Aktivitas Sesar Sumatera
Fenomena Tanah Bergerak Pasca Gempa di Pasaman, BMKG Belum Pastikan Likuifaksi