Melirik Sejarah dan Jejak Kriminal Pasar Terminal Aur Kuning Bukittinggi

- Minggu, 13 Februari 2022 | 22:01 WIB
Pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi
Pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi

Haluan Padang - Aksi penganiayaan seorang pedagang di Pasar Terminal Aur Kuning oleh preman setempat pada 25 Januari 2022 silam, menambah rekam jejak kriminal di Pasar utama Kota Bukittinggi ini. Dan tidak menampikkan keberadaan preman di Pasar tersebut.

Aksi pemukulan ini menjadi heboh di Kota Bukittinggi. Kota dingin nan terkenal dengan wisatanya ini menjadi tak nyaman dan tak ramah lagi. Khususnya bagi pedagang di sekitar Pasar Terminal Aur Kuning. Banyaknya preman yang berkeliaran, membuat suasana di lingkungan Pasar Terminal ini menjadi keras.

Kejadian tersebut kembali memunculkan pertanyaan tentang tingkat keamanan di terminal dan pasar yang berdiri pada era 1980-an tersebut.

Baca Juga: Kronologi Penganiayaan Preman di Terminal Aur Kuning, Korban Sampai Jalani Operasi

Sejarawan penulis buku Boekittinggi Tempo Doeloe (2006), Zulqayyim menjelaskan bahwa dalam memandang keamanan pasar di Kota Buktittinggi, perlu terlebih dahulu memahami sejarah perkembangan pasar-pasar di kota wisata itu.

Untuk diketahui, buku Boekittinggi Tempo Doeloe bersumber dari tesis S2 Zulqayyim ketika menempuh pendidikan di bidang sejarah di Universitas Gajah Mada.

Sekilas Sejarah Pasar-Pasar di Bukittinggi

Zulqayyim memulai pembahasannya terkait perkembangan pasar di Bukittinggi dengan membicarakan Pakan Kurai yang merupakan pasar nagari.

Untuk diketahui, adanya pasar adalah salah satu aspek penting dalam berdirinya suatu nagari.

“Awalnya yang pasar yang ada di Bukittinggi adalah Pakan Kurai di Nagari Gurun Panjang, dekat Balai Adat Gurun Panjang,” imbuhnya ketika dihubungi Haluan Padang, Minggu (13/2/2022).

Kemudian, Kota Bukittinggi yang semakin berkembang dan ramai memicu munculnya pasar baru.

Baca Juga: Patahkan Hidung Karyawan Toko di Terminal Aur Kuning, Preman Ini Berurusan Dengan Polisi

“Karena Bukittinggi daerah perlintasan transportasi tradisional pada periode awal abad ke-19, baru dibangun sebuah pasar di Bukit Malambuang, Pasar Atas yang ada sekarang,” imbuh dosen jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas tersebut.

Ia menjelaskan, Pasar Atas dibangun dengan bangunan-bangunan permanen, berbeda dengan Pakan Kurai. Pasalnya, Pasar Atas diarahkan untuk menjadi pasar kota.

Halaman:

Editor: Hajravif Angga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ini Dia! Mansa Musa, Manusia Paling Kaya Dalam Sejarah

Senin, 27 Desember 2021 | 22:51 WIB

Memahami Sejarah Pemalakan di Minangkabau

Senin, 13 Desember 2021 | 15:27 WIB
X