Rasa Dan Aroma Terakhir Setrika Arang, Penampar Praktisasi Jaman Elektrik

- Selasa, 7 Desember 2021 | 18:16 WIB
Rul Tanjung (52) penyedia jasa setrika arang di komplek Padang Teater, Pasar Raya Padang (HALUAN PADANG | Tio Furqan)
Rul Tanjung (52) penyedia jasa setrika arang di komplek Padang Teater, Pasar Raya Padang (HALUAN PADANG | Tio Furqan)

 

Haluan Padang - Saat teknologi memacu perjalanan hidup ke arah yang lebih maju, banyak hal yang tertinggal dan di cap sebagai suatu hal yang kuno. Berbagai kreasi dan inovasi muncul mempermudah pola kerja maupun kebutuhan hidup sehari-hari. Pertimbangan demi pertimbangan, hadir dalam pikiran manusia untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.

Namun, kemajuan sains dan teknologi juga memiliki kelemahannya sendiri. Banyak masyarakat awam, malah belajar dan memakai pola tradisional untuk bisa hidup lebih asri dan alami.

Contoh saja Rul Tanjung (53), satu dari tiga penyedia jasa Setrika Arang yang terakhir di Pasar Raya, Kota Padang. Profesi Rul nan jauh dari pandangan orang modern, malah menampar praktisasi jaman elektrik hari ini. 

"Didunia ini, apa yang tidak tersedia secara alami. Tinggal bagaimana kita untuk memanfaatkan dan menggunakannya. Tak harus dikit-dikit beli. Padahal yang dibeli itu malah membuat kita makin ribet dan pengeluaran makin gede," Sebut Rul pada Haluan Padang, saat ditemui di kiosnya di atas Padang Teather, Pasar Raya, Padang, Selasa (7/12/2021).

Disebutkan Rul, uap yang muncul dari perpaduan asap dan panasnya arang bisa menciptakan aroma wangi yang alami. Berbeda dengan setrika listrik, pewangi harus dismprot secara merata di atas pakaian terlebih dahulu.

"Kalau pakai Setrika Arang. Aroma wanginya langsung diatur oleh tuhan. Pakaian akan lebih wangi dan asri. Beda dengan memakai setrika listrik, harus tambah pewangi secara merata. Kalau sampai gak merata, pakaian bisa apek," kata Rul.

Disamping itu, pakaian yang digosok dengan Setrika Arang, jauh lebih nyaman dan sejuk dibandingkan pakaian yang digosok dengan setrika listrik. 

"Kalau pakai arang, uapnya yang meresap kedalam kain itu alami. Lebih sejuk dan nyaman dipakai. Itu terasa langsung pada kulit. Dibandingkan dengan setrika listrik. Kainnya diresapi uap parfum yang sudah dicampur dengan kimia,. Salah-salah parfum, bisa bikin kulit iritasi," ucapnya.

Profesi ini sudah digeluti Rul sejak ia masih bujangan di tahun 1973. Tau betul ia bagaimana Setrika Arang. Pundi-pundi rejeki yang terkumpul dari sini, usahlah ditanya lagi. Dari Setrika Arang ini, ketiga anaknya sudah jadi sarjana. Si sulung pun sudah jadi PNS. 

Kepiawaian Rul mengikuti pola lipatan setiap pakaian, membuat para pelanggan betah memakai jasa setrika arangnya ini. Setiap hari, dapat orderan rata-rata 50-80 pakaian. Mayoritas dari tukang jahit yang ada di Pasar Rayam 

Menjadi penyedia jasa Setrika Arang tidaklah mudah. Perlu ketelitian dan keahlian. Salah sedikit, bisa fatal. Percikan api dari arang bisa merusak kain yang sedang digosok. 

Biasanya, Rul mematok harga Rp 3.500-5.000 untuk setiap pakaian yang ia gosok memakai Setrika Arang. Tergantung jenis dan tingkat kesulitan pola lipatan kain. Namun dari tarif yang dipatok tersebut, variasi harga tetap mewarnai usahanya ini di setiap negosiasi. 

""Ada juga yang membayar lebih, ada juga yang membayar kurang, tergantung kemampuan mereka saja, saya juga tidak terlalu memaksakan, yang penting orang puas dan mereka terbantu dan masih ada yang bisa saya bawa pulang untuk mencukupi kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Ingin merasakan aroma dan rasa pakaian di badan?. Tidak salahnya mencoba Setrika Arang Rul untuk merasakan kesejukan alami berpakaian. (*)

Halaman:

Editor: Hajravif Angga

Tags

Terkini

Ini Dia! Mansa Musa, Manusia Paling Kaya Dalam Sejarah

Senin, 27 Desember 2021 | 22:51 WIB

Memahami Sejarah Pemalakan di Minangkabau

Senin, 13 Desember 2021 | 15:27 WIB
X