Tiga yang berdiam di Batanghari adalah Tuangku Payung Putiah di Lubuk Ulang Aling, Inyiek Malepo Nan Sati di Batu Gajah, dan Inyiek Paduko Eno di Muaro Sangir, sedangkan empat orang yang berdiam di Batang Sangir yaitu; Inyiek Tambun Tayie di Dusun Tangah, Inyiek Bandaro Putieh di Lubuk Malako, Inyiek Peto Basa di Obai, Sangir, dan Inyiek Rajo Lobie di Soriek Taba. Satu orang lainnya melanjutkan perjalanan dari Tanggo Aka (Bidar Alam) kemudian melanjutkan perjalanan ke Tanggo Batu (Lubuk Tarok-sekarang).
Daerah-daerah yang ditempati niniak 12 itulah yang jadi wilayah rantau XII Koto. Di masa lalu, mereka mengikat perjanjian sakral dengan Jambu Lipo dan terikat secara adat, hingga hari ini.
Baca Juga: Seminar Kajian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo: Tim Peneliti Ungkap Sejumlah Temuan Awal
Pada Kamis (2/12) lalu, prosesi Rajo Manjalani Rantau ditampilkan di Museum Adityawarman, Padang. Namun yang digelar adalah semacam simulasi untuk memperkenalkan prosesi tersebut secara lebih luas dalam Festival Budaya Kerajaan Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih.
Festival Budaya Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih sendiri merupakan festival yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Sumatera Barat untuk mempromosikan kekayaan budaya yang ada di kawasan Kerajaan Jambu Lipo, Sijunjung. Selain menampilkan simulasi Rajo Manjalani Rantau, festival yang berlangsung selama dua hari ini, Rabu dan Kamis (1-2/12), juga menghadirkan Tari Tanduak dari Kerajaan Jambu Lipo serta seminar Kajian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo. (*)
Sumber: Sejarah Budaya Kerajaan Jambulipo (draf), Nopriyasman, dkk.
Artikel Terkait
Seminar Kajian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo: Tim Peneliti Ungkap Sejumlah Temuan Awal
Seminar Kajian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo Picu Polemik
Kisah-kisah Menakjubkan dari Jambu Lipo