Mengenal Tari Tanduak dari Lubuak Tarok: Tarian Kuno Laga Dua Kerbau

- Kamis, 2 Desember 2021 | 21:53 WIB
Pertunjukan Tari Tanduak di Museum Adityawarman dalam Festival Budaya Kerajaan Jambu Lipo, Kamis (2/12/2021) (Hafiz Marshal / infosumbar)
Pertunjukan Tari Tanduak di Museum Adityawarman dalam Festival Budaya Kerajaan Jambu Lipo, Kamis (2/12/2021) (Hafiz Marshal / infosumbar)

 

HALUAN PADANG - Konon, semenjak adanya Nagari Lubuak Tarok sekira 8 abad yang silam sejak itu pula ada sebuah tarian bernama Tari Tanduak. Tarian ini berkisah tentang lahirnya Nagari Lubuak Tarok yang terkait dengan perselisihan antara kerajaan yang berpusat di Koto Tuo dan Kerajaan Jambu Lipo. Selain itu tarian ini juga dikatakan bercerita mengenai peristiwa adu kerbau di masa lalu antara masyarakat Pulau Paco dan utusan dari Majopahit.

Melihat tarian ini dimainkan, memang seperti melihat laga antara dua kerbau. Dua penari inti yang masing-masingnya memegang tanduk, terlihat saling mengintimidasi dan saling adu tanduk. Satu menyerang, satunya lagi mengelak atau bertahan, dan seterusnya. Adegan-adegan mengadu tanduk itu dipertunjukkan para penari dalam gerak silek yang cekatan dan apik.

Di antara dua penari itu, seorang penari lainnya yang memegang payung bertindak sebagai hakim atau wasit. Di kiri dan kanan para penari, dua penari lainnya mengibaskan-ngibaskan marawa (bendera) merah-kunging-hitam seolah menyemangati dua penari. Sedang di belakang, tiga orang pemusik nampak asik menabuh gendang dan talempok pacik-nya seperti dalang yang mengontrol para penari lewat hentakan musiknya.

Tarian itulah yang ditampilkan oleh para seniman dari Nagari Lubuak Tarok di hari kedua Festival Budaya Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih, Kamis (2/12), di Museum Adityawarman, Padang.

Baca Juga: Mengenal Batombe, Seni Berbalas Pantun dari Solok Selatan

Berbeda dengan di masa lalu, di hari itu Tari Tanduak dimainkan sebagai hiburan atau atraksi pariwisata. Dulu tarian ini lebih sering dimainkan sebagai bagian dari bakawua (kaul/perayaan panen) atau sebagai bagian dari prosesi Batagak Pangulu.

Selain dekat dengan rakyat, Tari Tanduak juga identik dengan Kerajaan Jambu Lipo. Tarian ini disebut sebagai tari penghormatan kepada tamu kerajaan. Konon, sebelum Tari Tanduak dimainkan maka tidak patut rasanya mempersilahkan para tamu kehormatan untuk naik ke kerajaan.

Seiring jaman, Tari Tanduak terus berkembang. Beberapa sanggar tari di Sijunjung, seperti sangga Puti Junjung, mengembangkannya sedemikian rupa menjadi apa yang disebut Feby Try Rahmadan, dkk. (2019) sebagai Tari Tanduak Kreasi.

Segala kekayaan budaya yang terkandung dalam Tari Tanduak, membuatnya dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Sumatera Barat pada 2016 lalu.

Baca Juga: Ronggeng Pasaman: Kesenian Bandar, Paduan Beragam Budaya

Festival Budaya Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih sendiri merupakan festival yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Sumatera Barat untuk mempromosikan kekayaan budaya yang ada di kawasan Kerajaan Jambu Lipo, Sijunjung. Selain menampilkan Tari Tanduak , festival yang berlangsung selama dua hari ini, Rabu dan Kamis (1-2/12), juga menghadirkan simulasi prosesi Rajo Manjalin Rantau serta seminar Kajian Sejarah dan Budaya Kerajaan Jambu Lipo. (*)

 

Editor: Randi Reimena

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ini Dia! Mansa Musa, Manusia Paling Kaya Dalam Sejarah

Senin, 27 Desember 2021 | 22:51 WIB

Memahami Sejarah Pemalakan di Minangkabau

Senin, 13 Desember 2021 | 15:27 WIB
X