
Dunia Tjeki, Dunia Mistik
Kartu Tjeki pada masa lalu tidak hanya bisa dipakai sebagai permainan, namun juga bisa dipakai sebagai media untuk meramal nasib seseorang. Dalam bukunya Soeka-doeka di Jawa Tempoe Doeloe Olivier Johannes Raap juga menyingung hal tersebut. Orang-orang pada masa itu menganggap bahwa motif-motif di kartu tjeki memiliki makna tertentu.
Pada 1941, sebuah buku berjudul Resia Tersemboenji Dalem Kartoe Djawa diterbitkan oleh Boekhandel “Sunrise” Batavia. Buku ini menawarkan pada calon pembelinya cara melihat segala ramalan menggunakan kartoe djawa (kartoe tjeki). Penerbit yang sama juga menerbitkan buku ramalan kartu tjeki lainnya dengan judul Petangan Kwan Im.
Baca Juga: Empat Wajah Imam Bonjol
Tjeki dan Dunia Priyayi
Selain identik dengan ‘kalangan rendahan’ dan dunia kriminal tjeki atau di pulau Jawa saat itu disebut juga Kartu Djawa, juga digemari oleh kalangan bangsawan atau priyayi. Masih menguti Raap, permainan ceki juga digemari oleh kalangan priyayi dan keraton.
Bagaimana ceki menjadi bagian dunia priyayi digambarka oleh penulis sekaligus budayawan Umar Kayam dalam novelnya Para Priyayi (2003: 50-53). Dalam novel terebut Kayam menggambaran bagaimana proses identifikasi diri priyayi lewat permainan ceki pada masa kolonial. Dengan menguasai cara bermain ceki, seorang priyayi dapat masuk ke dalam suatu lingkungan pergaulan bernama “kesukan” (kesenangan).
Diterima dalam kesukan bagi seorang priyayi berarti diterima dalam pergaulan priyayi. Dalam kesukan inilah seorang priyayi belajar lebih banyak tentang bagaimana menjadi priyayi, menambah pergaulan, serta meluaskan jaringan.
Saat bermain ceki, selain bertaruh kecil-kecilan, mereka juga membicarakan banyak hal. Mulai dari gosip remeh-temeh, perkembangan politik, sampai pembicaraan-pembicaraan mendalam seperti makna kehidupan.
Artikel Terkait
Empat Wajah Imam Bonjol
Pantun, Teka-teki, dan Talibun Jaman Rodi
Wartawan TvOne Kena Palak di Sijunjung, Begini Sejarah Pemalakan di Minangkabau
Perempoean Madjoe dan Jamannya: Membahas Beberapa Salah Kaprah Mengenai Ruhana Kuddus
Riwayat Partai Adat Rakyat dan Pergelutan tentang Adat Minangkabau
Mengikuti Perjalanan Thomas Dias ke Pagaruyung Tahun 1684
Memahami Sejarah Pemalakan di Minangkabau