(Berkuda ke Bukittinggi / Jalan ke kanan dikirikan / kalau datang panggilan Rodi / nasi sedang disuap pun ditinggalkan)
Ada juga talibun yang menceritakan keganasan Rodi serta cara-cara pemaksaan yang meliputinya:
Rodi Goempani talampau garang
Palentah residen di padang
Angkek poelisi koemandan Si Mandi-Arang
Antah terike, tarapegang
Di baownjo ka tangsi gadang
(Rodi Kompeni terlampau keras / Perintah residen di Padang / Dilaksanakan polisi bernama Mandi-Arang / Dalam kondisi terikat atau terpegang / Dibawanya ke tangsi Padang)
Jika pantun serta talibun tampak lebih ‘sopan’, maka teka-teki jauh lebih frontal. Sebagian teka-teki yang muncul pada masa-masa paska kehancuran Paderi, secara terang-terangan menghina Belanda dan aparatusnya. Ada teki-teki yang menyamakan mandor dengan kuman, ada juga teka-teki yang menyamakan Belanda dengan ular yang identik dengan sifat licik. Ularnya pun bukan ular biasa namun ular besar yang sifat-sifat buruknya sudah demikian akut. Contohnya seperti ini:
Sagadang gadang koeman