Oleh: KH Ahmad Kosasih M.Ag
Pimpinan Dewan Syariah Daarul Quran
HALUANPADANG - PADA bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia diperintahkan melaksanakan ibadah wajib puasa sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al Baqarah (2) Ayat 183. Pada ayat 185 di surat yang sama, Allah Ta'ala lebih lanjut berfirman:
….يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ……
Artinya: "… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu …" (QS Al Baqarah (2): 185)
Pada bulan Ramadan, umat Islam diperintahkan untuk meninggalkan makan dan minum mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Sekilas, hal ini menimbulkan kepenatan, keletihan saat siang hari.
Jika ditinjau secara lahiriah, tentu ini akan mempersulit dan membatasi ruang gerak umat Islam. Namun, apabila merujuk Surat Al Baqarah Ayat 185 tersebut, Allah Subhanahu wa ta'ala dengan tegas mengatakan bahwa Allah Ta'ala tidak hendak menyulitkan hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa ta'ala bukan membatasi umat Islam untuk makan dan minum. Sebaliknya, Allah Ta'ala menghendaki kemudahan dan kebaikan bagi hamba-Nya. Kebaikan yang dimaksud, salah satunya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa (di bulan) Ramadan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu."
Dari hadis tersebut dapat dimengerti bahwa dengan berpuasa di bulan Ramadan, Allah Subhanahu wa ta'ala akan mengampuni dosa-dosa terdahulu yang dilakukan oleh umat-Nya. Pertanyaannya, puasa seperti apa yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala? Apakah sekadar menahan lapar dan haus?
Sebenarnya, ada beberapa ketentuan yang mesti diikuti oleh umat Islam ketika menjalankan puasa.
Pertama, menjaga mata dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Kedua, menjaga telinga dari mendengar kata-kata yang tidak diridai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Ketiga, menjaga lisan. Lisan dilarang mengumpat, mengucapkan kata-kata kasar, mengucapkan kata-kata kotor, dan banyak hal-hal terlarang yang mesti dijaga dari lisan.
Keempat, menjaga tangan dan kaki. Tangan dan kaki bisa berbuat maksiat, berbuat hal-hal yang menyakiti atau mengganggu orang lain. Umat Islam mesti melakukan hal sebaliknya yakni mengerjakan hal-hal yang membuat Allah Subhanahu wa ta'ala merasa senang. Maka, selama berpuasa di bulan Ramadan, tangan dan kaki mesti dijaga dari perbuatan-perbuatan yang menyakiti dan mengganggu orang lain.